Walaupun tanggalan-tanggalan di Jepang diterbitkan menggunakan kalender masehi, tetapi dalam penulisan dokumen-dokumen resmi harus mencantumkan tahun tradisional Jepang. Sehingga tidak jarang orang-orang Jepang lebih hafal tahun Jepang daripada tahun Masehi, terlebih bila menyangkut tahun kelahiran. Dan hal ini cukup membuat bingung orang asing yang masih awam tentang kejepangan.
Nama era yang menandai tahun pemerintahan seorang kaisar tidak menggunakan nama kaisar yang sedang berkuasa, tapi merupakan nama pilihan yang bisa dianggap sebagai visi dan misi era bersangkutan. Seperti misalnya era Meiji (明治)yang secara harafiah berarti era pencerahan dan perbaikan. Di era pemerintahan kaisar Mutsuhito ini, terjadi perubahan besar-besaran pada negara Jepang, sistem pemerintahan; perpindahan ibukota; dan masuknya pengaruh barat secara luas. Lain lagi era Heisei (平成), era dimana kaisar Akihito bertahta hingga sekarang, memiliki arti mencapai perdamaian.
![]() |
Kaisar Akihito & Ratu Michiko |
Uniknya, satu tahun masehi bisa menjadi dua tahun tradisional Jepang. Kalau diperhatikan list tahun dibawah, setiap akhir era sebelumnya dan awal era selanjutnya jatuh pada tahun masehi yang sama.
Misalnya tahun 64 Showa dan tahun 1 Heisei sama-sama masuk tahun 1989 masehi. Kenapa bisa begitu? Ini terjadi karena proses pergantian era terjadi di tengah tahun. Kaisar Hirohito mangkat pada 7 Januari 1989 dan penerusnya Kaisar Akihito diangkat pada 8 Januari 1989, maka sampai dengan tanggal 7 Januari tersebut masih termasuk era Showa, dan dari tanggal 8 Januari dan seterusnya baru masuk era Heisei. Demikian juga dengan era-era sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar